Friday, December 11, 2015

The Food Journal

background image source: google
Setelah sekian lama hilang dari peradaban blog dikarenakan satu dan lain hal (re: males nulis), akhirnya saya muncul lagi dengan alasan klasik "Terlalu banyak hal yang membuncah di hati akhir akhir ini" termasuk salah satunya, keinginan besar saya untuk kembali ke jalan yang benar hidup yang lebih sehat.
#JejesFoodJournal purely saya buat sebagai komitmen, motivasi dan pengingat saya untuk menghargai tubuh dan untuk membiasakan saya jujur dengan tubuh. #JejesFoodJournal bukan panduan hidup sehat, ini cuma catatan harian saya yang berisi daftar makanan saya setiap hari.

Q:Kenapa di blog bukan catat sendiri?
A: Saya perlu saksi untuk terus berkomitmen dengan diri. saya sudah berkali kali coba tulis di note book sendiri. hasilnya? ga berlangsung lama! a.k.a GAGAL dan kalau sharing di blog, siapa tahu  ada yang baca dan termotivasi untuk jujur dengan tubuh dan mulai hidup sehat #betterlife #sharethepositiveenergy

Dimulai dari tanggal 10 Desember 2015, saya akan catat dan post daily food mulai dari sarapan sampai makan malam. Beberapa gambar umum saya ambil dari internet, dalam rangka kepraktisan hehehe. brand dan tipe makanan exactly the same in the picture. Daaaah, See Ya on the next post!

Monday, December 7, 2015

Ruang Penyembuh

"Jika mengagumi seseorang
Jangan lupakan sedikit ruang
setidaknya untuk Asy-Syifa...
Jika kelak berujung kecewa"


Kusisakan ruang yang kukira akan terisi Asy-Syifa. Ternyata sang penyembuh tak datang begitu saja.
Ketika hatiku sudah mulai terluka, barulah kusadari bahwa ternyata selama ini ruang itu berisi dusta
Atas diriku akan kenyataan.
Atas diriku atas kata hati...


Ya, mencnai sepenuh hati adalah cara terbaik untuk buhun diri

Tuesday, June 9, 2015

Surat Cinta 10 Juni

Rasanya ingin kusegerakan bertemu Mama, menyalami punggung tangannya, bersandar di pundaknya beberapa saat walau tanpa kata, sujud di kakinya atas nama sakit hati yang kutorehkan padanya tanpa sadar.

Ini kedua kalinya tanggal 10 juni ini aku tak bisa ada langsung di samping mama. Tak bisa langsung ucapkan selamat ulangtahun sambil memeluknya.
Kadang ketika malam, aku berdoa pada Tuhan agar aku dipertemukan dengan Mama lebih sering. Satu bulan bertemu dengannya setelah lima bulan berpisah rasanya tak pernah adil.

Mama,
Tunggu bungsumu ini tepat sebulan lagi akan pulang. Tak lama, tak cukup panjang untuk berbagi kisah hidup kita.
Tapi semoga waktu yang singkat nanti bisa meringankan sedikit beban rindu yang semakin menggunung ini

Mama, maafkan meme
yang buat Mama terjaga sepanjang malam, hanya karna meme terlalu menghawatirkan.
yang buat Mama memasang badan paling depan, menjaga dan setia menjadi suporter terbaik atas obsesi anakmu yang kadang tak masuk akal ini.
yang sering patah semangat di tengah jalan, Mama selalu tak pernah kehabisan cara mendukung dan meyakinkan lagi.

Teruntuk Ibu terbaik sepanjang masa,
Sehat-sehatlah. Meme ingin terus lama bersama Mama, terus dibimbing Mama.
Liburlah dari pekerjaan sesekali, Ma. tarik napas yang panjang.

Masih ada empat kali 10 Juni lagi yang akan kulewati tanpa Mama disampingku.
Doakan meme terus kuat ada disini ma. Hari-hari terasa berat tanpa Mama, namun doa Mama akan selalu menjadi pemulus jalanku. Doakan bungsumu ini agar bisa menjadi penebar kebahagiaan, kebanggan umat, dan terus menjadi kecintaan Mama dan Papa.

Selamat Ulangtahun, Mama

Saturday, May 2, 2015

Quotes of The Day

"Hidup itu ga selamanya perlu teori, nak. 
terlalu fokus sama teori hidup akan membatasi gerak,
hidup bukan tentang pola yang bisa ditebak
kejadian yang terjadi dalam hidup kadang terlalu abstrak"

Friday, May 1, 2015

Quotes of The Day

"apa yang kita tuai adalah apa yang kita sudah tanam"

kalau ternyata kita sering berbuat kebaikan dan berbalas kepahitan? mungkin manisnya akan tetep dirasain sebanding dengan yang kita tanam kok, tapi dari hal lain yang mungkin kita abaikan. Semesta bekerja dengan cara yang tak pernah kita duga :)

Monday, April 27, 2015

#WeeklyProject: Ovo-Lacto Vegetarian Week (challenge)

Setiap minggu, saya dan seorang teman selalu melakukan #weeklyproject. Konsepnya sederhana; mempelajari dan coba mengaplikasikan ilmu baru. Terhitung sejak Desember 2014 kemarin, setiap minggunya kita berdua tak pernah skip untuk melakukan weekly project ini.
Biasanya weekly project kita berkisaran tentang mencoba resep baru. dari resep indonesia sampai resep makanan barat. nanti akan saya ceritakan bagaimana rumitnya weekly project kita :')

tapi kali ini saya mau cerita tentang weekly project minggu lalu, tepat di tanggal 19 april, weekly project kita lumayan beda. walaupun masih tentang makanan. Entah bagaimana ceritanya, teman saya mengusulkan ide untuk menjalani Ovo-Lacto Vegetarian selama seminggu. Saya dan dia yang sedang tergila gila dengan pola hidup sehat pun akhirnya setuju dengan ide ini.

DEAL.... jadi vegetarian seminggu.... 

Rasanya bagaimana? Mengejutkan!!

Dikarenakan aktifitas saya yang menggunung akhir-akhir ini dan asupan protein yang tidak disubtitusi, saya lumayan berasa cepat kelelahan sampai benar benar fatigued. bersamaan dengan ovo-lacto vegetarian diet ini juga saya mencoba mengurangi asupan gula dan garam yang berakhir pada lemas luar biasa. walaupun di hari-hari awal tak terasa, tapi makin hari tubuh saya menunjukan respon yang semakin payah.

Dan dari seminggu berusaha menahan hasrat haus protein hewani ini saya bisa simpulkan bahwa saya tak lagi ingin jadi seorang vegetarian. Tubuh saya tetap butuh protein hewani dan turunannya. Mungkin setelah ini saya akan mengurangi konsumsi daging-dagingan tanpa perlu memaksakan diri menjadi seorang vegetarian.

Tapi weekly project kali ini ada berkahnya juga ternyata. saya turun 3kilogram dalam 5hari tanpa perlu workout!!


Tuesday, April 14, 2015

Si Cina Jilbaban itu namanya Jessie!

"Si Meimei anaknya Koh Acong sekarang pake jilbab!" kemudian semua mata tertuju padaku yang sedang sibuk melahap mie goreng dan udang goreng mayonaise. mata-mata yang tadinya sipit sekali seketika membelalak seakan mau copot menyerangku. aku langsung menciut kiput tak kulanjutkan lagi makan mie goreng yang yahud sekali itu.

"Meimei salah apa, om..tante..?" dalam hatiku jedar jedur. aku ketakutan.

Imlek 2006. Momen dimana seorang  anak usia 11 "terpaksa" meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusan yang diambilnya benar, dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa Tuhan itu lebih besar kuasanya daripada tatapan nyinyir tante tante, om om serta sepupu yang jumlahnya tak bisa dihitung jari malam itu.

Mari kujelaskan dulu apa yang sebenarnya terjadi

Seperti seharusnya sebagai gadis yang sudah melewati masa akhil baliqnya, aku berjilbab. di tahun 2006, kelas 6 SD. tak ada yang terlalu terasa beda selain gerah dan tidak bisa pakai baju barbie lagi. aku bersekolah di sekolah dasar yang muridnya mayoritas beragama islam. aku bukan satu satuya bocah jilbaban kala itu dan lagi, bisa berjilbab adalah achievement bagiku dan teman teman se geng kala itu.
Sampai akhirnya di satu hari ketika imlek 2006. Tak pernah kuduga, keluarga besarku syok berat dengan keputusan berhijabku.
Jelas, karena kami keluarga keturunan tionghoa dan dari seluruh garis keturunan keluarganya, hanya kami yang beragama islam (papa, mama, aku dan koko kokoku). Keluarga besarku belum "terbiasa" dengan segala hal yang berbau agamis, apalagi sampai "beratribut" keagamaan.

"dipaksa ya?" 
"kamu jangan sedih ya.. lepas aja jilbabnya kalo ga suka"
"kamu jelek kalo jilbaban"
"kamu diangkat anak aja ya sam om tante, biar gausah pake jilbab, gausah solat. biar gak ribet kan"

adalah pertanyaan dan pernyataan yang membuatku kaget bukan kepalang. Apa salahnya orang jilbaban? ku cengkram baju mama kencang kencang, aku mulai ketakutan. tapi diantara semua pertanyaan yang mulai mengganggu itu, ada yang paling menyayat hati. bentuknya bukan pertanyaan, bukan suruhan, tapi penolakan.

ya, ada beberapa manusia di keluargaku yang tiba tiba jadi tak lagi kenal denganku, menjauhi dan menatapku dengan tatapan tak pantas. terlalu sakit untuk dirasakan anak umur 11, bapak ibu... percayalah itu menyakitkan.

setelah melihatku "terbully" dengan sikap orang orang sekitarku, entah apa yang mama lakukan yang pasti setelah itu semua orang jadi lebih tenang dan kalem. mama memelukku sambil berkata

"everything's okay, mei. jangan takut kalo kamu tau yang kamu lakuin bener"
"tapi memei bikin mama papa malu" jawabku dengan air mata hampir tumpah
"nak, kamu kebanggaan mama. kamu diturunkan Allah buat menyebarkan kebaikan, harusnya ini jadi motivasi memei untuk buktiin sama semua orang kalo berjilbab itu hal baik dan bikin memei terus berprestasi dan membanggakan keluarga"

begitulah kira kira conversationku dan mama yang setelahnya juga berjilbab, setelah disadarkan olehku secara tidak langsung katanya.

...

Hal-hal yang tadinya kuanggap menyakiti hati tentang jilbab kemudian berubah menjadi hal-hal yang rasanya lucu sekali. perlakuan keluarga yang terkadang menunjukan sikap "aneh" dengan jilbabku masih saja terjadi hingga sekarang walaupun intensitasnya mulai kurang.
tak hanya dari keluarga, kejadian lucu juga terjadi di lingkungan pertemanan.

teman yang mencurigaiku adalah seorang misionaris yang sedang menyamar sampai tak kebagian buku agama islam karena guru yang membagi bukunya berasumsi bahwa nama "Jessie Agrippina Valencia Goenadi" adalah seorang anak non muslim. Tatapan mata aneh yang melihat gadis berjilbab dipanggil meimei
sampai orang orang sok tau setiap registrasi, yang mengiraku seorang non-muslim. Nah kan, untung aku jilbaban! jadi minimal orang orang yang berasumsi nama Jessie adalah seorang non islam kan bisa percaya. bagaimana kalau aku tak berjilbab, bernama Jessie Agrippina Valencia Goenadi, berwajah cina, bisa dipercaya sebagai seorang muslim?

Alhamdulillah, Allah berikanku kesempatan untuk merasakan betapa nikmatnya indah perbedaan dengan aku langsung jadi aktornya.



Saturday, February 28, 2015

Malam Curhat

Sebulan lalu

Hujan deras rasanya kalah telak dengan naluri dua sahabat lama yang rindu bertemu dan terlalu jenuh dirumah.
Di sebuah kafe berlatar klasik, saya dan Widya, dua orang gadis yang sama sama sedang patah hati saat itu.
Syahdu nian rasanya bercerita patah hati ditemani hujan di luar sana yang bergemuruh rusuh, dan dua gelas minuman manis yang bahkan terlalu manis untuk pahitnya hidup kita malam itu menjadi saksi pengakuan  kejujuran hati dua gadis kedinginan ini.

Kita selalu mengaku dewasa. Padahal pada kenyataannya kita sama-sama belum dewasa. Kita kalah dengan egoisme, padahal harusnya kita tahu bagaimana bersikap, tapi kita tetap pura-pura tidak tahu. Kita tidak dewasa karna kita lebih pilih menangis sendu sepanjang minggu padahal bisa saja tersenyum manis melwati hari tanpa beban di hati.

Segelas Milkshake dan secangkir caramel macchiato sudah habis tak tersisa. mungkin seharusnya malam itu kami berdua minum air putih saja banyak banyak, minimal kalau patah hati kami belum usai, kami tak perlu menanggung beban diabetes yang bisa datang kapan kapan bila setiap patah hati kami minum minuman manis.

Setelah percakapan dinyatakan usai, saya tahu betul apa yang selama ini ternyata saya butuhkan: 

Pergi keluarlah sesekali, bertemu dengan orang baru atau temuilah teman lama. Obat sakit hati dan kejenuhanmu ada terselip diantara mereka

Monday, February 9, 2015

Pada Pukul Tujuh

"You must be thinking I’m a pathetic loser talking to a picture of you. Wait, you don’t even care, do you?"
 
-aMrazing, #pecahdiubud-
 
tapi mungkin memang seharusnya tak pernah lagi ada sapa setelah kecupan terakhir,
setalah lambaian tangan perpisahan pagi itu,
pada pukul tujuh.
 agar aku tak rasakan jatuh pada palung tanpa tepi, ketika sadar aku sedang berteman sendiri, setelah meyakini kau bahkan tak butuhkanku lagi.

Saturday, February 7, 2015

Nirwana



Segala biru telah menjadi biru. Tuhan memperjelas segala yang abu. Memperlihatkan kepadaku betapa aku harus menjalani hidup tanpamu

Friday, February 6, 2015

Me and Chongqing (part 3:lirikan matamu)

salah satu hal yang saya syukuri selama saya berada di chongqing adalah, saya mendadak jadi artis!
bukan, bukan.. saya bukan artis yang muncul di tv, bukan juga yang tampil di panggung panggung, tapi saya tau rasanya jadi artis setelah saya datang ke Chongqing.
 

Musim panas pertama saya di Chongqing. tepat saat puasa ramadhan, jam 12 siang kala itu.
Saya memutuskan untuk pergi ke pusat kota untuk membeli oleh oleh karena 2hari lagi saya akan kembali ke Indonesia. Di luar sangatlah terik, maka jadilah saya tak mengajak siapa siapa untuk ikut bersama saya.
Di jalan saat keluar apartemen hingga saya sampai di pusat kota, semua mata orang lokal tertuju pada saya. walaupun harusnya saya sudah biasa dengan suasana ini, namun rasanya tatapan orang orang menjadi sangat beda dan penuh tanya. Kebanyakan dari mereka berbisik pada orang disebelahnya setelah melirik aneh ke arah saya. Saya kira mungkin saya pakai baju terbalik atau mungkin rok saya robek. walaupun setelah saya cek berulang-ulang, tak ada yang salah rasanya dengan pakaian saya.
Tak lama saya berbelanja di pusat kota, saya putuskan untuk kembali ke apartemen karena sangat tidak nyaman dengan suasana ini
Di salah satu subway menuju kembali ke apartemen, ada seorang pria lokal berusia 35tahun, menatap saya dengan tatapan yang lebih tidak sedap ketimbang tatapan mata orang lainnya. pria itu mendekat, saya jadi semakin panik. Turunlah saya di stasiun Shuangbei, bukan stasiun tujuan saya. saya hanya untuk menghindari pria itu. ternyata pria itupun turun di stasiun yang sama.
saya ambil kereta ke 3 setelah 2 kereta sebelumnya melewati kami, hanya untuk memastikan pria ini tidak mengikuti saya. tapi lagi lagi, pria ini menaiki kereta yang sama dengan saya. ah, saya jadi semakin takut.
Sampailah kami di stasiun Daxuecheng, stasiun tujuan saya. turun juga pria yang sedari tadi mengikuti saya itu. dengan langkah agak cepat, akhirnya ia menegur saya. Menanyakan bagaimana bisa di udara 40derajat kala itu, saya malah menggunakan penutup kepala, baju lengan panjang dan rok panjang. dan kemudian ia menawarkan saya sebotol air mineral dingin, karena katanya saya terlihat lelah dan kepanasan. saya menjawab bahwa saya sedang puasa. ia kaget bukan main dan mengatakan saya sudah gila.
ternyata inilah yang orang orang perhatikan dari saya, hijab saya menarik perhatian mereka.

Ya, saya adalah gadis berhijab yang tinggal di kota dengan agama islam sebagai minoritas. Warga di Chongqing belum begitu kenal dengan hijab. wajarlah bila saya selalu jadi pusat perhatian apalagi di saat musim panas.
Saya yang awalnya risih dengan pandangan warga lokal ini, kini malah menikmati menjadi pusat perhatian. lirikan mata yang bingung serta takjub inilah yang makin menguatkan saya untuk terus berhijab, berada di jalan Allah. Insha Allah inilah yang menjadikan saya semakin istiqamah. Alhamdulillah

Wednesday, February 4, 2015

titik semestaku

aku bangun pukul tujuh, keluar pintu kamar, menuruni anak tangga yang tak banyak, langkah tertuju ke satu arah, dapur. seperti biasa, seperti selalu, aku mencari ibu yang sebenarnya sudah keluar rumah sejak pukul enam. tapi entahlah, kegiatan buang-buang waktu ini selalu jadi rutinitas pagiku selama libur kali ini.

dengan batuk dan flu yang tak kunjung sembuh sejak seminggu, aku masuk kamar mandi, memutar lagu sendu, sikat gigi dan cuci muka seadanya. lalu kembali lagi, aku naiki anak tangga yang tak banyak, masuk kamar, bebrbaring sebentar.menonton satu atau dua video atau kadang aku tertidur kembali. sampai kudengar ketukan pintu dan gemerincing gelang itu

setengah sembilan pagi, tepat. selalu tepat. ibu mengetuk pintu, dengen gemerincing gelang dan wangi surga yang samar samar tercium dari telapak kakinya. ibu membuka pintu, membawakan sarapan yang selalu beragam atau bilanya ia tak sempat membeli makanan, ia akan memasakan mie instan yang entah kenapa rasanya enak sekali itu. tangan ajaib ibu selalu membuat segalanya menjadi lebih baik.
ibu tak pernah punya waktu untuk basa-basi, tapi untukku, bahkan ia sempatkan waktu tersibuknya hanya untuk memastikan anak bungsunya ini sarapan dengan baik dan bertegur sapa dengannya walau selewat.

barulah resmi hariku dimulai,
setelah semua aktifitas yang terdengar membuang waktu ini. setelah kupastikan aku masih bisa dengar gemerincing gelangnya, menikmati wangi tubuhnya, dan bertegur sapa di pagi hari dengan ibu.

selagi kubisa.

Sunday, February 1, 2015

Pernahkah kamu berpikir bahwa mungkin saja kamu adalah jawaban dari doa orang lain?


atau mungkin namamu selalu terselip di sela doa beberapa orang yang mencintaimu dalam diam. atau bisa jadi kamu adalah alasan orang lain bersujud kepada Tuhan, menghabiskan jatah doanya hanya untukmu. dan bisa jadi kamu tak hanya membuat orang lain berdoa, tapi juga mulai melangkah. untukmu atau olehmu.

Thursday, January 29, 2015

Selamat Datang Kembali, Bungsu!

Seburuk buruknya tempat adalah dimana aku tak bisa cium aroma tubuhmu
Sesakit sakitnya tubuh adalah ketika tak ada tanganmu yang dengan sabarnya memijatku
Seburuk buruknya hari adalah ketika aku tak bisa dengar gemerincing gelangmu di pagi hari.
Mama, ini aku kembali
dengan rindu yang menggunung dan cinta yang tak kalah banyaknya.
 Kepada pundakmu lagi aku bersandar atas segala beban yang kutumpuk selama 6bulan lamanya.
Kepada matamu lagi aku mencurahkan isi hati yang menyesakkan ini
Kepada tanganmu kan ku salimi, bersedekap memohon restu
Mama, Bungsumu kini kembali

di atas langit berawan kapuk, 
25 Januari 2015