aku bangun pukul tujuh, keluar pintu kamar, menuruni anak tangga yang tak banyak, langkah tertuju ke satu arah, dapur. seperti biasa, seperti selalu, aku mencari ibu yang sebenarnya sudah keluar rumah sejak pukul enam. tapi entahlah, kegiatan buang-buang waktu ini selalu jadi rutinitas pagiku selama libur kali ini.
dengan batuk dan flu yang tak kunjung sembuh sejak seminggu, aku masuk kamar mandi, memutar lagu sendu, sikat gigi dan cuci muka seadanya. lalu kembali lagi, aku naiki anak tangga yang tak banyak, masuk kamar, bebrbaring sebentar.menonton satu atau dua video atau kadang aku tertidur kembali. sampai kudengar ketukan pintu dan gemerincing gelang itu
setengah sembilan pagi, tepat. selalu tepat. ibu mengetuk pintu, dengen gemerincing gelang dan wangi surga yang samar samar tercium dari telapak kakinya. ibu membuka pintu, membawakan sarapan yang selalu beragam atau bilanya ia tak sempat membeli makanan, ia akan memasakan mie instan yang entah kenapa rasanya enak sekali itu. tangan ajaib ibu selalu membuat segalanya menjadi lebih baik.
ibu tak pernah punya waktu untuk basa-basi, tapi untukku, bahkan ia sempatkan waktu tersibuknya hanya untuk memastikan anak bungsunya ini sarapan dengan baik dan bertegur sapa dengannya walau selewat.
barulah resmi hariku dimulai,
setelah semua aktifitas yang terdengar membuang waktu ini. setelah kupastikan aku masih bisa dengar gemerincing gelangnya, menikmati wangi tubuhnya, dan bertegur sapa di pagi hari dengan ibu.
selagi kubisa.
No comments:
Post a Comment