Karna tuntutan batin yang gerah lama ga nulis, saya akhirnya maksa nulis postingan ini pake tablet (walopun ribetnya Ya Salaam... )
Di postingan kali ini, saya mau ngomongin perdebatan sengit yang disebabkan oleh perbedaan pendapat (yang menurut saya) krusial.
Martabak atau Terang Bulan?
Sejak kuliah diluar Bontang, saya punya budaya pertemanan yang lumayan beda. 98% dari teman teman dekat saya disini asalnya dari wilayah Jekardah dan sekitarnya. As time goes by, saya yang berdalih "adabtasi" ini sedikit banyak terciprat kebiasaan dan kosa kata yang mereka sering lontarkan. Misal kata ote-ote jadi bakwan, taksi jadi angkot, atau ungkapan perasaan, seperti "makanannya kok ga asin ya?" Jadi "anjir" atau "rupiah melemah lagi, duit bulanan kita menipis lagi nih" Jadi "anjir....." dan misal "ZARA ADA DISKON 80%" jadi "ANJIR!!!!" Variatif ga sih? :)
Tapi ada beberapa hal yang menurut saya perbedaannya sulit sekali diterima. Pun teman teman saya yang dari Jekardah dan sekitarnya, masih belum bisa terima pendapat saya.
Mereka sebut martabak dan saya sebut terangbulan
"Klo ditempat aku ini namanya terangbulan. Dan dijualnya bareng martabak"
"Ha? Terang bulan itu apa? Kita bilangnya sih martabak. Dan ga dijual bareng sama martabak telur"
"Trus kenapa namanya sama?"
"Bedaaa! Yang satu namanya martabak telur"
"...wes mboh"
dan percakapan ini terulang hampir 10kali dalam satu semester...... selama tiga tahun berturut.
Akhirnya saya buat riset yang sangat tidak scientific dan tidak terlalu valid. Hasilnya 100% anak yang berasal dari luar Jekarda dan sekitarnya setuju kalau thick pancakes asli Indonesia ini disebutnya Terang bulan.
Tapi memang, riset saya kurang berguna. Karna waktu balik main sama temen temen deket saya, mereka semua #timmartabak jadilah saya dan segelintir teman (re:2 orang lainnya dari total 14) jadi selamanya minoritas di #timterangbulan
Jadi kalian #timterangbulan atau #timmartabak? 🐒
No comments:
Post a Comment