Belum genap seminggu sejak kembalinya saya ke Chongqing setelah tiga minggu saya
'mengkhatamkan' liburan musim dingin saya di negara tropis tercinta, Indonesia, saya sudah terserang sindrom
homesick (lagi).
"Pulang ke rumah" bagi saya berarti bangun pagi dari kasur empuk, berbincang dengan orang terkasih, makan makanan yang dimasak dengan penuh cinta oleh mama, menikmati angin malam laut diatas skuter bersama koko, mendengar suara teriakan "kuku ayo main!" dari keponakan, perhatian dan gestur kecil dari nenek, kakak, papa dan semua orang sekitar tanpa batasan buffering atau koneksi yang terputus.
Tidak ada sepoi angin pantai, pun tidak ada kilau air laut yang disinari matahari di libur saya kali ini. saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk bertukar kata dengan keluarga. Tapi itu tidak membuat liburan saya kali ini jadi tidak spesial, karna saya dapatkan yang lebih berharga dari sekedar penyegaran mata. Saya dapatkan ilmu hidup yang berharga dari beberapa orang luar biasa yang baru saya temui di liburan ini.
"Jadilah loyalis seperti koko-kokomu. Keys of success adalah rela berbagi waktu, peluh dan bahkan uang untuk hal baik atas dasar membantu hajat hidup orang banyak dengan iklas. Berbagi bukan selamanya berbentuk infaq. Dua kokomu itu sudah berbuat banyak untuk keberlanjutan SOIna dan JuJitsu di Bontang, tanpa embel-embel pengen diliat orang apalagi mengharap uang dari situ. Boro-boro dapat duit, yang ada mereka keluar duit banyak. tapi mereka ga pernah patah semangat"
Sambil ditemani tiupan angin dan suara air yang mengalir teduh di sebuah gazebo di sebuah area rekreasi pribadi milik beliau, beliau bercerita dengan lantangnya tentang kemuliaan berbagi dan berkali-kali berkata 'iklas itu tidak ada harganya, dan kebahagiaan yang kamu dapat karna keiklasan juga tidak ternilai'. Saya panggil dia Su (Om, dalam aksen Chinese) Sony. Beliau termasuk salah satu orang terkaya di bontang yang entah kenapa mau-maunya menhabiskan sorenya bersama seorang anak kuliahan yang bukan siapa-siapa ini. Malam sebelumnya, beliau mengundang saya untuk datang ke area rekreasi pribadi miliknya ini tanpa alasan jelas. terntyata beliau ingin menularkan komitmen yang selalu dipegangnya erat, tentang keiklasan berbagi yang tak ternilai harganya
Bukan cuma ilmu, ternyata beliau juga memberikan saya angpao yang tak ternilai angkanya dan saya berjanji pada diri saya sendiri akan menggunakannya untuk keberlanjutan kebahagiaan orang banyak. seperti apa yang sudah beliau tularkan pada saya. 多谢, 叔叔!:)